Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kondisi problematik yang bisa memicu sebuah penelitian

Kondisi problematik seperti apakah yang bisa memicu sebuah penelitian untuk dilakukan?

Menurut L.R. Gay (2010), beberapa kondisi problematik yang bisa memicu sebuah penelitian dilakukan meliputi:

  • Masalah praktis atau kebutuhan: Penelitian dapat dilakukan untuk mengatasi masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Misalnya, penelitian dapat dilakukan untuk menemukan solusi baru terhadap masalah kesehatan, lingkungan, pendidikan, atau teknologi.
  • Kontradiksi dalam pengetahuan atau teori: Penelitian sering dilakukan ketika ada kontradiksi antara pengetahuan yang ada atau teori yang ada. Ketika hasil penelitian sebelumnya tidak konsisten atau ada pertanyaan yang belum terjawab, penelitian tambahan dapat dilakukan untuk mengklarifikasi atau memperluas pengetahuan yang ada.
  • Kesenjangan penelitian: Kadang-kadang terdapat kesenjangan dalam penelitian yang ada. Hal ini terjadi ketika ada area atau aspek tertentu yang belum cukup dieksplorasi atau dipelajari secara mendalam. Penelitian dilakukan untuk mengisi kesenjangan tersebut dan memberikan pemahaman baru.
  • Masalah etis: Penelitian juga dapat dilakukan untuk menjawab masalah etis yang timbul dalam masyarakat. Misalnya, penelitian dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakadilan sosial, diskriminasi, atau masalah moral lainnya.
  • Peluang penelitian baru: Kadang-kadang, penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan baru atau mengeksplorasi wilayah pengetahuan yang belum dipelajari secara luas. Penelitian semacam ini seringkali merupakan bagian dari upaya untuk memajukan pengetahuan di bidang tertentu.

Penelitian dapat dipicu oleh berbagai faktor, dan setiap penelitian memiliki konteks dan tujuan yang unik. Oleh karena itu, kondisi problematik yang memicu penelitian dapat bervariasi tergantung pada subjek penelitian, kebutuhan masyarakat, dan perkembangan pengetahuan saat itu.

Sementara menurut Creswell (2014) dalam bukunya yang berjudul "Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches" menyebutkan bahwa ada beberapa kondisi problematik yang bisa memicu sebuah penelitian untuk dilakukan, antara lain:

  • Adanya permasalahan atau masalah dalam suatu bidang: Kondisi problematik yang paling umum dan sering memicu penelitian adalah adanya permasalahan atau masalah dalam suatu bidang tertentu. Masalah tersebut dapat berupa masalah sosial, ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan sebagainya.
  • Adanya kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan sesuatu: Kondisi problematik lain yang bisa memicu penelitian adalah adanya kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan sesuatu, seperti produk atau layanan. Penelitian dapat dilakukan untuk mencari solusi baru yang lebih baik dalam pengembangan teknologi, peningkatan kualitas produk atau layanan, atau peningkatan efisiensi proses produksi.
  • Adanya keinginan untuk memperdalam pengetahuan tentang suatu topik: Kondisi problematik yang ketiga adalah adanya keinginan untuk memperdalam pengetahuan tentang suatu topik tertentu. Penelitian dapat dilakukan untuk memperdalam pemahaman tentang topik tersebut, baik dalam bentuk penelitian dasar maupun penelitian terapan.

Dalam kesimpulannya, Creswell (2014) menyatakan bahwa kondisi problematik yang memicu penelitian bisa beragam dan bervariasi tergantung pada bidang dan topik penelitian yang ingin dijelajahi.

Referensi:

Creswell, J. W. 2014. Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.

Gay, L.R. 2010. Educational Research: Competencies for Analysis and Applications. Prentice Hall.