Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa saja ciri-ciri masalah yang baik untuk sebuah penelitian?

Menurut L.R. Gay dalam bukunya "Educational Research: Competencies for Analysis and Applications" (2010), beberapa ciri-ciri masalah yang baik untuk sebuah penelitian meliputi:

  1. Relevansi: Masalah penelitian harus relevan dengan konteks dan kebutuhan yang ada. Masalah tersebut haruslah memiliki dampak yang signifikan dalam bidang yang diteliti dan memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemahaman atau perbaikan dalam bidang tersebut.
  2. Klarifikasi dan pemecahan masalah: Masalah penelitian harus jelas dan terdefinisi dengan baik. Penelitian harus dapat mengidentifikasi secara spesifik apa yang akan diteliti, apa pertanyaan yang ingin dijawab, dan apa masalah yang ingin dipecahkan. Masalah yang baik haruslah dapat dioperasionalkan dan dijelaskan dengan jelas.
  3. Kebaruan: Masalah penelitian haruslah menghadirkan kontribusi baru dalam pengetahuan atau pemahaman di bidang yang diteliti. Masalah tersebut harus memiliki aspek yang baru, baik dalam konteks teoretis maupun praktis, sehingga mendorong pengembangan pengetahuan lebih lanjut.
  4. Fokus yang terbatas: Masalah penelitian haruslah memiliki batasan yang jelas dan terfokus. Masalah yang terlalu luas atau ambigu dapat menyulitkan dalam pengumpulan dan analisis data. Dengan memiliki fokus yang terbatas, penelitian dapat lebih terarah dan memberikan hasil yang lebih mendalam.
  5. Dukungan sumber daya: Masalah penelitian haruslah mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan penelitian tersebut. Hal ini mencakup aspek seperti waktu, dana, akses ke data atau partisipan, dan keahlian yang diperlukan. Masalah penelitian yang baik haruslah mempertimbangkan keterbatasan dan memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan tersedia.

Sementara itu, Creswell (2014) menjelaskan bahwa masalah yang baik untuk sebuah penelitian memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain:

  • Relevansi: Masalah yang baik harus relevan dengan bidang yang diteliti dan harus memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
  • Originalitas: Masalah yang baik harus bersifat baru, unik, atau belum pernah diteliti sebelumnya. Hal ini akan membuat penelitian memiliki nilai tambah bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
  • Signifikansi: Masalah yang baik harus signifikan dan memiliki dampak penting bagi masyarakat atau bidang yang diteliti. Penelitian tersebut harus dapat memberikan manfaat nyata bagi penyelesaian masalah yang dihadapi.
  • Keterukuran: Masalah yang baik harus dapat diukur atau dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk dilakukan analisis statistik atau metode penelitian kuantitatif lainnya.
  • Fokus: Masalah yang baik harus memiliki fokus yang jelas dan spesifik, sehingga memudahkan peneliti dalam merumuskan hipotesis dan tujuan penelitian.
  • Keterjangkauan: Masalah yang baik harus dapat diakses oleh peneliti dan dapat diinvestigasi dengan sumber daya yang tersedia.

Creswell (2014) menekankan bahwa merumuskan masalah yang baik merupakan langkah awal penting dalam merancang penelitian yang berkualitas dan memiliki nilai kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lebih lanjut Sugiono (2017) juga memberikan pandangan mengenai ciri-ciri masalah yang baik untuk sebuah penelitian. Berikut adalah beberapa ciri-ciri masalah yang baik menurut Sugiono (2017):

  1. Aktual: Masalah yang baik harus aktual atau sesuai dengan konteks saat ini. Hal ini akan menjamin bahwa penelitian tersebut memiliki nilai tambah bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau dapat memberikan solusi bagi masalah yang ada di masyarakat.
  2. Menarik: Masalah yang baik harus menarik minat peneliti. Hal ini akan memotivasi peneliti untuk menelitinya lebih dalam dan menyebabkan hasil penelitian lebih baik.
  3. Signifikan: Masalah yang baik harus memiliki dampak penting bagi masyarakat atau bidang yang diteliti. Hal ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penyelesaian masalah yang dihadapi atau pengembangan ilmu pengetahuan.
  4. Spesifik: Masalah yang baik harus memiliki fokus yang jelas dan spesifik, sehingga memudahkan peneliti dalam merumuskan tujuan penelitian dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.
  5. Keterukuran: Masalah yang baik harus dapat diukur atau diobservasi secara sistematis, sehingga memungkinkan untuk dilakukan analisis atau pengujian hipotesis secara valid dan reliabel.
  6. Keterjangkauan: Masalah yang baik harus dapat diakses oleh peneliti dan dapat diteliti dengan sumber daya yang tersedia.
Referensi:

Creswell, J. W. 2014. Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.

Gay, L.R. 2010. Educational Research: Competencies for Analysis and Applications. Prentice Hall.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.