Cerita Reflektif Modul Pembelajaran Mendalam dan Asesmen, PPG Guru Tertentu 2025
Cerita Reflektif Modul Pembelajaran Mendalam dan Asesmen – PPG 2025
Topik 1: Menerapkan Prinsip Understanding by Design
Prinsip Understanding by Design (UbD) membantu saya dalam merancang pembelajaran yang lebih terarah karena dimulai dari tujuan akhir yang ingin dicapai oleh peserta didik. Dengan merancang pembelajaran dari belakang, saya bisa menentukan terlebih dahulu apa yang harus dipahami peserta didik secara mendalam, kemudian menyusun asesmen yang relevan, dan baru merancang kegiatan belajar yang mendukung pencapaian tujuan tersebut.
Tantangan yang saya hadapi adalah keterbatasan waktu dalam menyusun rencana pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan prinsip UbD, terutama dalam membuat asesmen yang autentik dan kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan beragam peserta didik. Meski begitu, saya percaya dengan latihan dan kolaborasi antar guru, tantangan ini bisa diatasi secara bertahap.
Topik 2: Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi
Selama menjadi guru, saya belajar bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi sangat penting untuk menjawab keberagaman kebutuhan dan gaya belajar siswa di kelas. Saya memulai dengan mengenali karakteristik dan kemampuan masing-masing siswa melalui observasi dan asesmen awal, kemudian mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang fleksibel.
Misalnya, dalam mengajar bahasa Indonesia, saya menyiapkan aktivitas membaca dengan teks yang sama namun dengan tingkat pemahaman yang berbeda, serta menyediakan pilihan proyek sesuai minat siswa. Pendekatan ini saya yakini relevan dan efektif karena mampu meningkatkan motivasi belajar serta memastikan setiap siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai potensinya.
Topik 3: Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level
Saya memahami bagaimana penerapan Teaching at the Right Level dalam kegiatan belajar di kelas. Meskipun semua peserta didik berada pada tahap yang sama, penting untuk diingat bahwa setiap siswa memiliki kesiapan belajar, kemampuan, dan pengetahuan yang beragam.
Inspirasi utama yang saya dapatkan adalah pentingnya asesmen awal, fleksibilitas dalam pengajaran, dan perhatian yang lebih besar terhadap kebutuhan individu siswa.
Topik 4: Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching
Melalui pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT), guru bisa menyatukan budaya peserta didik ke dalam proses pembelajaran. CRT merupakan strategi pengajaran yang mengakui keberagaman budaya siswa dalam belajar.
Pembelajaran dengan penerapan CRT bisa menciptakan lingkungan belajar yang aktif terhadap kebudayaan peserta didik itu sendiri. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik melihat hubungan dan makna materi pelajaran berdasarkan atas pengalaman kehidupan mereka, sehingga muncul pemahaman yang lebih tinggi terhadap materi pembelajaran.