Jawaban Studi Kasus PPG Guru Tertentu Tahun 2025 Masalah Media Pembelajaran
Bagi para guru, khususnya peserta PPG, menyusun studi kasus adalah bagian penting dari proses refleksi pembelajaran. Melalui studi kasus, guru dapat menemukan masalah nyata di kelas dan mencoba mencari solusi yang paling sesuai. Contoh studi kasus berikut membahas tantangan dalam penggunaan media pembelajaran di kelas 5 Sekolah Dasar.
1. Deskripsi Media Pembelajaran yang Digunakan
Dalam praktik ini, media pembelajaran yang digunakan berfokus pada karakteristik siswa yang masih berpikir konkret. Untuk membantu mereka memahami konsep bangun ruang yang cenderung abstrak, digunakan dua jenis media, yaitu media konkret dan media digital.
- Media Konkret: Kubus dan balok dari karton tebal yang dapat dibongkar pasang sehingga siswa bisa mengamati bentuk secara langsung.
- Media Digital: Video animasi pendek yang menjelaskan langkah-langkah menghitung volume kubus dan balok dengan tampilan visual menarik.
Tujuan penggunaan kedua media ini adalah agar siswa tidak hanya menghafal rumus, tetapi juga dapat melihat, menyentuh, dan memahami bentuk nyata bangun ruang dengan cara yang menyenangkan.
2. Proses Perancangan Media Sesuai Kebutuhan Siswa
Perancangan media dilakukan setelah guru mengidentifikasi bahwa banyak siswa mengalami kesulitan memahami konsep ruang jika hanya melihat gambar dua dimensi di buku teks. Dari pengamatan itu, guru membuat media manipulatif agar siswa bisa merasakan langsung bentuk dan struktur bangun ruang.
Selain itu, media digital berupa video dipilih karena mudah diputar ulang sehingga membantu siswa yang memerlukan waktu lebih lama dalam memahami materi.
3. Respon Peserta Didik Terhadap Media yang Digunakan
Tanggapan siswa terhadap media pembelajaran sangat positif. Mereka terlihat antusias saat mencoba membongkar dan menyusun media konkret, serta lebih fokus ketika menonton video animasi. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan interaktif.
Dengan penggunaan media yang tepat, siswa menjadi lebih percaya diri, aktif bertanya, dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Pembelajaran yang semula monoton berubah menjadi pengalaman yang menyenangkan.
4. Pengalaman Berharga dan Refleksi yang Dipetik
Dari pengalaman ini, guru menyadari bahwa media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dapat menjadi jembatan pemahaman yang efektif. Media membantu menyederhanakan konsep sulit dan membuat siswa lebih mudah memahami materi.
Guru juga belajar bahwa media bukan hanya pelengkap pembelajaran, tetapi dapat menjadi pemicu utama rasa ingin tahu siswa. Dengan media yang tepat, siswa berubah dari pembelajar pasif menjadi pembelajar aktif dan bersemangat.
