Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 10
Mengenal Pembelajaran Mendalam (PM): Definisi, Tujuan, dan Karakteristiknya
Pembelajaran Mendalam (PM) adalah pendekatan pedagogis yang memuliakan proses belajar, dengan menekankan pada suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Pendekatan ini dilakukan melalui empat aspek utama: olah pikir (kognitif), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.
1. Tujuan dan Peran Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam bertujuan untuk:
- Mengatasi krisis mutu pembelajaran, khususnya rendahnya literasi, numerasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
- Menjadi solusi transformasi pendidikan di Indonesia menuju visi “Indonesia Emas 2045”.
- Mendorong pengembangan peserta didik secara utuh, tidak hanya dari aspek akademik tetapi juga moral, sosial, dan emosional.
2. Prinsip Dasar Pembelajaran Mendalam
Pendekatan ini berpijak pada tiga prinsip utama yang saling terkait:
- Berkesadaran: Peserta didik menjadi subjek yang aktif, memahami tujuan belajarnya, dan mampu meregulasi diri.
- Bermakna: Peserta didik dapat melihat relevansi materi dengan kehidupan nyata.
- Menggembirakan: Suasana pembelajaran mendorong antusiasme, penghargaan, dan kenyamanan belajar.
3. Kerangka Pembelajaran Mendalam
Kerangka kerja ini dirancang untuk mencapai hasil pembelajaran yang komprehensif, meliputi:
- Dimensi Profil Pelajar Pancasila: Meliputi keimanan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
- Prinsip Pembelajaran: Menjadi fondasi pedagogis yang kuat.
- Pengalaman Belajar: Memahami, mengaplikasikan, dan merefleksi materi.
- Strategi Implementasi: Praktik pedagogis, kemitraan, lingkungan belajar, dan pemanfaatan teknologi digital.
4. Ciri Utama PM di Kelas
Penerapan Pembelajaran Mendalam di dalam kelas dapat dilihat dari ciri-ciri berikut:
- Peserta didik aktif sebagai subjek pembelajar.
- Pembelajaran terintegrasi lintas disiplin (multidisipliner).
- Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing reflektif.
- Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga proses dan refleksi belajar.
- Kegiatan berbasis pengalaman nyata dan kontekstual.