Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Reflektif Apa Etika Dasar yang Harus Dijunjung Guru sebagai Pendidik?

Cerita Reflektif Komitmen Saya untuk Pendidikan Nilai

Cerita Reflektif Apa Etika Dasar yang Harus Dijunjung Guru sebagai Pendidik?

Modul Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai

Topik 3: Kode Etik Guru — Apakah Perilaku Guru sebagai Pendidik Perlu Diatur?

Subtopik: Apa Etika Dasar yang Harus Dijunjung Guru sebagai Pendidik?

Pertanyaan: Tuliskan 11 etika dasar yang digagas dalam tulisan di atas. Pahami dan resapi etika-etika prinsip yang harus dijunjung tinggi guru sebagai pendidik. Renungkan bagian mana yang masih menjadi tantangan untuk diwujudkan oleh Bapak/Ibu.

Jawaban:

Sebelas Etika Dasar Profesi Guru yang digagas oleh John Tomlinson dan Vivienne Little terbagi dalam tiga kelompok besar:

Etika terhadap Ilmu Pengetahuan

  1. Integritas Intelektual: Menghormati hakikat ilmu pengetahuan, termasuk metodologi dan sejarah perkembangan ilmu.
  2. Integritas Kejuruan: Menghargai keahlian profesional dan terus mengembangkan diri demi pembelajaran yang relevan.
  3. Keberanian Moral: Berani menggunakan materi atau metode yang tidak populer demi integritas profesi.

Etika terhadap Peserta Didik

  1. Mendahulukan Kepentingan Orang Lain: Menempatkan kepentingan peserta didik di atas pribadi.
  2. Tidak Berpihak: Bersikap adil kepada semua peserta didik.
  3. Wawasan Kemanusiaan: Menghargai latar belakang sosial peserta didik dan menghindari stereotip.
  4. Tanggung Jawab atas Pengaruh: Menyadari dampak jangka panjang dari tindakan guru.

Etika terhadap Profesi

  1. Kerendahan Hati: Bersedia mengakui kesalahan dan terus belajar.
  2. Kolegialitas: Bekerja sama secara profesional dengan rekan kerja.
  3. Kemitraan: Mengakui kontribusi peserta didik dan kolega.
  4. Tanggung Jawab dan Aspirasi Profesional: Menyuarakan pendapat profesional demi perbaikan sistem pendidikan.

Refleksi Pribadi atas Tantangan

Saya menyadari bahwa etika nomor 7: “Tanggung Jawab atas Pengaruh” menjadi tantangan terbesar. Tekanan administratif dan keterbatasan waktu membuat sulit memastikan semua interaksi berdampak positif secara utuh.

Selain itu, etika nomor 11: “Tanggung Jawab dan Aspirasi Profesional” juga menjadi tantangan. Menyuarakan pendapat terhadap kebijakan membutuhkan keberanian, data, dan dukungan. Tidak semua guru merasa memiliki ruang aman untuk itu.

Namun saya percaya, dengan terus merefleksikan nilai-nilai ini dan menjadikannya pedoman, kita dapat menjadi pendidik yang berdampak, profesional, dan berintegritas tinggi.